Selasa, 05 Juli 2011

Perrkembangan Sekolah


HOMEPendidikan Network IndonesiaTeknologi & PendidikanTeknologi Pendidikan IndonesiaSains & TeknologiMajalah Teknologi IndonesiaBerita Pendidikan IndonesiaPenelitian Indonesia
Teacher ResourcesOur ForumsOur WebsitesHome
English Language
INDEX
PERKEMBANGAN
SEKOLAH

Manajemen Berbasis Sekolah(Pendidikan Dasar) Manajemen Berbasis Sekolah(Sekolah Menengah)
Model Penbaharuan(Sekolah Menengah)
PAKEM(Pendidikan Dasar)
Contoh-Contoh Dari Lapangan(Baru)

Dokumen Sejarah: tetapi dokumen ini masih sangat valid dan berguna untuk sekolah di daerah di mana perubahan sistemik belum diadopsi.


Model Penbaharuan
(Case Studies)

Wonosari
Tiga Raksa
Bandung
Mojoagung MAN 1 Jember Mengirim Artikel Anda
Ikut Forum Kami
[ Ref: MBEP ] [ Ref: SSEP ]
SEKOLAH
INTERNASIONAL

Sekolah Internasional
Kurikulum Penbaharuan
PERKEMBANGAN
FASILITAS

Hal Instalasi Lab Bahasa Lab Bahasa Upgrade Manual
Lab Bahasa/Self-Access Centre
Pelatihan Teknisi
UpGrade Perpustakaan
Perawatan Preventif
Saran / Pertanyaan
Ref: SSEP
KOMPUTER &
INTERNET



Komputer dan Pendidikan

Internet dan Pendidikan

Mencari Dana



Manajemen Berbasis Sekolah



Website ini merupakan bagian dari Pendidikan Network Indonesia dan tujuan utama kami adalah pengembangan pendidikan di Indonesia. Tetapi, kami sudah menerima beberapa surat yang mengucapkan terima kasih dari konsultan-konsultan pendidikan yang sedang bekerja di negara lain yang sedang berkembang. Kami ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi praktis dari mereka yang berpengalaman di lapangan - supaya dapat digunakan oleh semua negara yang sedang berkembang (developing country). Di bidang pendidikan, negara mana yang tidak dapat disebut developing country?
Sebelum desentralisasi, beberapa sekolah di Indonesia sudah melaksanakan proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara mandiri dan mereka mampu mengatasi banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan sekolah secara internal. Sekolah-sekolah ini, sebagian yang didaftar (sebelah kiri), disebut sebagai pelopor, dan perkembangannya sebenarnya cukup hebat. Kepala sekolah juga termasuk berani kalau kita melihat keadaan lingkungan dan paradigma sistem manajemen pendidikan saat itu.

Sekarang, di beberapa propinsi di Indonesia kami mulai dapat melihat kemampuan sebenarnya dari MBS karena dukungan yang diberikan dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan. Transformasi yang dilaksanakan luar biasa. Proses MBS tidak dapat disebut baru di Indonesia, tetapi pelaksanaan sekarang dibuktikan dapat mengubah kebudayaan dan sistem supaya pengembangannya menjadi efektif dan "sustainable".

Apa yang membuat implementasi sekarang menjadi efektif?
Dasarnya adalah - Manajemen implementasi yang bagus. Seperti semua inisiatif yang lain, manajemen yang bagus adalah kunci untuk implementasi yang afektif. Bila perubahan sistemik dilaksanakan tanpa perubahan kebudayaan organisasi, implementasinya sering gagal dan kembali ke keadaan sebelumnya, seperti kita sudah melihat dulu setelah kepala sekolah yang mendorong prosesnya dipindahkan ke sekolah yang lain.

Untuk implementasi yang bagus semua stakeholder harus sangat mengerti peran mereka masing-masing. Sesuai dengan etos MBS peran mereka tidak dapat dipastikan dari awal secara hitam di atas putih, mereka perlu, secara proses terbuka, mendiskusikan dan menukar pikiran supaya peran mereka yang paling mendukung guru di lapangan dan proses belajar-mengajar secara maksimal dapat ditentukan. Di dalam program baru, tidak ada peserta (stakeholder) yang dianggap superior, semua stakeholder walau mereka adalah Dewan Pendidikan, guru baru, atau orang tua yang petani, membawa input (pengalaman) dan kebutuhan mereka ke meja diskusi untuk mencari jalan terbaik untuk membantu stakeholder yang lain maupun keperluan mereka sendiri. Sekarang, yang juga sangat mendukung prosesnya adalah kita sekalian mengimplementasikan PAKEM (Contextual Learning).
PAKEM - Contextual Learning

Bila proses-proses di atas sudah diikuti dengan baik, dan berjalan secara efektif kita seharusnya dapat melihat situasi pengajaran dan pelajaran yang lebih baik, tetapi bila kita tidak mulai menghadapi hal cara siswa kita belajar, dan apa yang mereka pelajari keuntungan mungkin tidak dapat dilihat dari hasil karya mereka (outcomes). Yang pertama, apa maksud kami "apa yang mereka pelajari". Maksud kami bukan kurikulum, kurikulumnya tidak akan diubah. Yang kami maksud adalah mereka perlu mulai belajar mengenai cara mereka belajar (learning how to learn), cara belajar secara penemuan (discovery), secara kreatif, analisa, dan kritis, supaya mereka dapat menjadi pelajar selama hidup (life-long learners) yang efektif.
Bacaan tertarik: Untuk apa pendidikan?

Yang kedua, "cara siswa kita belajar", apa itu PAKEM (Contextual Learning)?
"A conception that helps teachers relate subject matter content to real world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers." (BEST, 2001).
Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan siswa/i untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawan-karyawan.

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu, dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penelidikan, penemuan, dan beberapa macan strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru.
What Is A Quality Education?
Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM adalah solusi utama untuk menyiapkan anak-anak kita untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Anda Dapat Download Semua Informasi Di:

Dan
Managing Basic Education
Phillip Rekdale
(Jakarta, 2005-2011)

Website ini sebagai percobaan untuk menggunakan teknologi yang dapat membantu sosialisasi prinsip-prinsip MBS. Kami akan berusaha untuk memasang informasi yang praktis dan baru dari lapangan mengenai perkembangan sekolah. Tetapi, yang sangat penting untuk sekolah di lapangan adalah informasi, khusus contoh-contoh perkembangan yang langsung dari lapangan. Sekolah-sekolah yang sudah mengimplementasikan program sejenis MBS (berdasar lingkungan sekolah) Mohon mengirim informasi mengenai perkembangan anda ke SchoolDevelopment.Net supaya informasi anda dapat membantu sekolah lain.
Diskusi / Sharing PAKEM: eGroup MengajarDenganPAKEM.

Kami memerlukan bantuan anda!
Mohon mengirimkal link Perkembangan Sekolah ke:

Support@SchoolDevelopment.Net
Atau lewat
Form Mail



Register in the
Mailing List Pendidikan Network
Mailing List Home


   If you haven't found what you're looking for
Search this site!     powered by FreeFind
 
Pendidikan Network Indonesia

Artikel_Teknologi pendidika di UNSOED

 

SD & SLTPSekolah MenengahPerguruan TinggiPendidikan Network IndonesiaE-Teknologi IndonesiaTeknologi & PendidikanMajalah Teknologi IndonesiaPenelitian Indonesia

Ke Halaman UtamaIsu-Isu Teknologi PendidikanDikotomi Teknologi PendidikanTujuan Teknologi PendidikanInternet Masuk SekolahKegiatan Belajar Mengajar (KBM)
[English Language Here]
Pada awal tahun 2008, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah diberi kepercayaan dan mendapatkan SK Dirjen DIKTI No: 548/D/T/2008 untuk menyelenggarakan Program studi Teknik Informatika di Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik. Sehingga Program studi Teknik Informatika Unsoed sudah membuka penerimaan calon mahasiswa baru mulai tahun akademik 2008/2009 ini. Program studi Teknik Informatika Unsoed diharapkan bukan hanya melaksanakan pengembangan ilmu, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi sumber daya manusia Indonesia agar dapat berkiprah secara global.

Oleh karena itu muncul pemikiran untuk menyelenggarakan suatu Seminar Nasional sebagai sarana memperkenalkan Program studi Teknik Informatika Universitas Jenderal Soedirman kepada masyarakat luas. Nama kegiatan ini adalah Grand Opening Program Studi Teknik Informatika, dan mengambil tema Teknologi Informasi untuk Semua (IT for All).
Teknologi Informasi (Komunikasi), dan Ilmu Teknologi Pendidikan
Phillip Rekdale (Session 1)
Pre-reading:
Peran Teknologi Dalam Pembelajaran
(Latar Belakang)
Sesi ini lebih berbentuk pentaloka daripada seminar. Kita bekerjasama untuk membuka dan membahas beberapa isu yang perlu dibahas supaya teknologi pendidikan dapat sebagai ilmu yang mendukung pembelajaran, bukan hanya mimpi.

Catatan: Rencana asli untuk sesi ini (sebelum jumlah pembicara dikonfirmasikan adalah 2-3 jam, akhir menjadi 1+ jam), termasuk kegiatan praktikal di mana peserta-peserta mendalami prioritisation isu-isu pembelajaran dan menganalisa contoh-contoh pembelajaran yang kita ingin menyampaikan sampai memilih teknologi-teknologi yang cocok (kalau perlu teknologi) supaya kita dapat mencapaikan KBM yang bermutu.

1. Apakah kita perlu belajar Teknik / Teknologi Informatika, mengapa? - (Group Discussion)
Siapa yang perlu belajar Ilmu TI?
Orang yang kerja di profesi apa? Mengapa?
(Di dalam diskusi peserta memutuskan bahwa pengetahuan TI dapat membantu SDM di semua profesi maupun kejuruan)
Semua Peserta Setuju Bahwa Ilmu Teknik Informatika Adalah Sangat Penting

2. Kita perlu apa untuk belejar/mengajar?


Apa hal-hal yang penting kalau kita ingin belajar/mengajar?
(Peserta-peserta membagi isu-isu mereka dengan group dan menulis di kertas besar.)



3. Apa isu-isu yang mereka angap adalah paling penting untuk belejar/mengajar?
(Yang muncul: minat, motivasi dan situasi yang aman dan nyaman)

Saya mempunyai empat (4) komputer di rumah dengan program presentasi yang lengkap.
4. Mengapa saya memilih teknologi kertas dan pena untuk presentasi ini?
(karena menurut saya teknologi ini adalah yang paling cocok1)

5. Teknologi masuk ke mana dalam isu-isu pembelajaran? Apa peran dan pentingnya teknologi?
(Teknologi hanya sebagai medium. Teknologi adalah beberapa alat bantu untuk di mana aplikasinya cocok)

6. Apa satu-satunya teknologi yang kita perlu menggunakan setiap kali kita mengajar?
(Otak Kita - lengkap dengan Imaginasi Tanpa Batas!)

1 Mengajak peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan pembahasan topik. Kita sebagai pengajar harus menjaga supaya pelajar kita belajar secara aktif. Banyak teknologi baru (seperti Komputer dan Data Projector) dapat membuat peran pelajar sangat pasif dalam proses pembelajaran.
Slide Show Grand Opening Program Studi Teknik Informatika


Latar Belakang

Sudah banyak sekali retorika mengenai pentingnya teknologi dalam peran pembelajaran (teknologi pendidikan). Disebut retorika karena biasanya tidak ada bukti yang ditunjukkan.
Apakah, benar machine (komputer) dapat mengajar lebih baik daripada manusia?

Membaca "Pengumuman Multimedia Terbukti Tingkatkan Nilai Siswa"
Artikel ini membuktikan apa sebetulnya?
- Barangkali hanya kekurangan metode pengajaran dan dedikasi dosen, bukan?
Sebaliknya ada banyak orang yang sangat ragu-ragu mengenai aplikasi teknologi dalam pendidikan:

"Those who place their faith in technology to solve the problems of education should look more deeply into the needs of children. The renewal of education requires personal attention to students from good teachers and active parents, strongly supported by their communities. It requires commitment to developmentally appropriate education and attention to the full range of children's real low-tech needs - physical, emotional, and social, as well as cognitive."

Maupun: "Computers pose serious health hazards to children. The risks include repetitive stress injuries, eyestrain, obesity, social isolation, and, for some, long-term physical, emotional, or intellectual developmental damage. Our children, the Surgeon General warns, are the most sedentary generation ever. Will they thrive spending even more time staring at screens?" Ref: Fool's Gold
Apakah kita perlu teknologi canggih untuk belejar / mengajar?

Sebetulnya tidak, kecuali kalau kita belajar atau mengajar teknologinya, misalnya kelas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Kita hanya perlu tanya "Apakah orang-orang tidak dapat belajar sebelum ada teknologi modern?"

Tetapi teknologi dapat membantu pelajar belajar kan?

Membaca: "Technology in our classrooms"

Saran-Saran Kami Ditulis Di Bawah:
There are two main issues that I believe need expanding upon before attempting to compare needs within the two countries (USA & Indonesia):

1. The basic requirements for achieving quality teaching, standards of classrooms and basic education facilities in Indonesia need to be achieved before we can legitimately begin to compare the role and relevance of education technology in the two countries.

Basic issues including collapsing buildings and leaking rooves really need to be addressed before we can even contemplate placing computers in the classrooms. 30,000 districts in Indonesia still do not have electricity. Ref: http://teknologipendidikan.com/ims.html

2. The use of the Internet for the vast majority of Indonesian students whose English language skills are very low is highly questionable. The use of the Internet as a learning tool can not validly be compared to that in English-speaking countries. There is very litle educational material on the Web in Indonesian, and the low standard of much of the material that is available raises many serious questions about quality learning issues and the effective use of student time.

There is no question that all students need to learn about computers and information technology (IT). IT and foreign language skills are rapidly becoming pre-requisites for any meaningful employment prospects. IT has entered all aspects of the workplace here in Indonesia as it has in the rest of the world.

However, the prioritization of education technology ahead of other basic education needs in public (state) schools is highly questionable and only promises to elevate many current equity issues.

RE: 'One should not forget that only five years ago, Prof. Larry Cuban of Stanford University found that only 1 in 10 teachers were using computers in the classroom (in the U.S.). Now, computers are an integral part of teachers' daily activities.'

One should also not forget that whether there has been improvement (or otherwise) to the quality of education in American schools is an issue that is constantly being debated. We need concrete evidence that education quality is improved before we commit our limited financial resources here in Indonesia.

The primary question that needs to be asked, and is frequently overlooked is 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'

There is much rhetorical evidence to support this claim and it is usually associated with improved student motivation stimulated by the utilization of the technologies.

However, as I found in some minor research in Australia back in 1996, students also quickly become bored with extended exposure to e-Learning materials and there are some other basic factors that are not addressed by technology as a learning medium.

Ask youself if you have ever been bored by the frequent use of programs like powerpoint which is often associated with low learner participation in the learning process. Do many technologies used by teachers actually result in a more passive and less effective learning environment?

Even the Overhead Projector which has been with us for decades, because of poor planning and low quality materials often only serves to impede the education process. How effective will use of higher level technologies really be in our schools?

RE: 'develop a benchmark of an appropriate level of technology use in schools, for example by evaluating a U.S. example'

Surely appropriate levels of education technology should reflect the actual needs of teachers here, not what some individual or institution has decided is necessary in their situation (in a far-away country).

We need to continually reflect upon the basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'. For instance, one technology that is often most effective is the use of large sheets of paper which engages the learners in the learning proces both physically and mentally (see above).

Ask yourself (and other experienced teachers) Do I need technology to teach this? If so, what technolgy is most appropriate? This is the basic principle that underpins Education Technology as a Science.

Phillip Rekdale
1 September, 2008

"I am agree on all points you mentioned. Indeed, I can answer "No" without any hesitation to your basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'" (Totok Amin Soefijanto, 31-8-2008)
Mr. Totok Amin Soefijanto is Deputy Rector (Vice-Chancellor) for Academics and Research at Paramadina University, Jakarta. He earned his Ed.D in educational media and technology at Boston University.
e-Learning di Sekolah?
Ilusi atau Solusi
Ilusi Atau Solusi?

Isu-Isu Paling Penting terhadap KBM di Indonesia

Pendidikan Network
Grand Opening Teknik Informatika


SD & SLTPSekolah MenengahPerguruan TinggiPendidikan Network IndonesiaE-Teknologi IndonesiaTeknologi & PendidikanMajalah Teknologi IndonesiaPenelitian Indonesia

Ke Halaman UtamaIsu-Isu Teknologi PendidikanDikotomi Teknologi PendidikanTujuan Teknologi PendidikanInternet Masuk SekolahKegiatan Belajar Mengajar (KBM)
[English Language Here]
Pada awal tahun 2008, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah diberi kepercayaan dan mendapatkan SK Dirjen DIKTI No: 548/D/T/2008 untuk menyelenggarakan Program studi Teknik Informatika di Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik. Sehingga Program studi Teknik Informatika Unsoed sudah membuka penerimaan calon mahasiswa baru mulai tahun akademik 2008/2009 ini. Program studi Teknik Informatika Unsoed diharapkan bukan hanya melaksanakan pengembangan ilmu, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi sumber daya manusia Indonesia agar dapat berkiprah secara global.

Oleh karena itu muncul pemikiran untuk menyelenggarakan suatu Seminar Nasional sebagai sarana memperkenalkan Program studi Teknik Informatika Universitas Jenderal Soedirman kepada masyarakat luas. Nama kegiatan ini adalah Grand Opening Program Studi Teknik Informatika, dan mengambil tema Teknologi Informasi untuk Semua (IT for All).
Teknologi Informasi (Komunikasi), dan Ilmu Teknologi Pendidikan
Phillip Rekdale (Session 1)
Pre-reading:
Peran Teknologi Dalam Pembelajaran
(Latar Belakang)
Sesi ini lebih berbentuk pentaloka daripada seminar. Kita bekerjasama untuk membuka dan membahas beberapa isu yang perlu dibahas supaya teknologi pendidikan dapat sebagai ilmu yang mendukung pembelajaran, bukan hanya mimpi.

Catatan: Rencana asli untuk sesi ini (sebelum jumlah pembicara dikonfirmasikan adalah 2-3 jam, akhir menjadi 1+ jam), termasuk kegiatan praktikal di mana peserta-peserta mendalami prioritisation isu-isu pembelajaran dan menganalisa contoh-contoh pembelajaran yang kita ingin menyampaikan sampai memilih teknologi-teknologi yang cocok (kalau perlu teknologi) supaya kita dapat mencapaikan KBM yang bermutu.

1. Apakah kita perlu belajar Teknik / Teknologi Informatika, mengapa? - (Group Discussion)
Siapa yang perlu belajar Ilmu TI?
Orang yang kerja di profesi apa? Mengapa?
(Di dalam diskusi peserta memutuskan bahwa pengetahuan TI dapat membantu SDM di semua profesi maupun kejuruan)
Semua Peserta Setuju Bahwa Ilmu Teknik Informatika Adalah Sangat Penting

2. Kita perlu apa untuk belejar/mengajar?


Apa hal-hal yang penting kalau kita ingin belajar/mengajar?
(Peserta-peserta membagi isu-isu mereka dengan group dan menulis di kertas besar.)



3. Apa isu-isu yang mereka angap adalah paling penting untuk belejar/mengajar?
(Yang muncul: minat, motivasi dan situasi yang aman dan nyaman)

Saya mempunyai empat (4) komputer di rumah dengan program presentasi yang lengkap.
4. Mengapa saya memilih teknologi kertas dan pena untuk presentasi ini?
(karena menurut saya teknologi ini adalah yang paling cocok1)

5. Teknologi masuk ke mana dalam isu-isu pembelajaran? Apa peran dan pentingnya teknologi?
(Teknologi hanya sebagai medium. Teknologi adalah beberapa alat bantu untuk di mana aplikasinya cocok)

6. Apa satu-satunya teknologi yang kita perlu menggunakan setiap kali kita mengajar?
(Otak Kita - lengkap dengan Imaginasi Tanpa Batas!)

1 Mengajak peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan pembahasan topik. Kita sebagai pengajar harus menjaga supaya pelajar kita belajar secara aktif. Banyak teknologi baru (seperti Komputer dan Data Projector) dapat membuat peran pelajar sangat pasif dalam proses pembelajaran.
Slide Show Grand Opening Program Studi Teknik Informatika


Latar Belakang

Sudah banyak sekali retorika mengenai pentingnya teknologi dalam peran pembelajaran (teknologi pendidikan). Disebut retorika karena biasanya tidak ada bukti yang ditunjukkan.
Apakah, benar machine (komputer) dapat mengajar lebih baik daripada manusia?

Membaca "Pengumuman Multimedia Terbukti Tingkatkan Nilai Siswa"
Artikel ini membuktikan apa sebetulnya?
- Barangkali hanya kekurangan metode pengajaran dan dedikasi dosen, bukan?
Sebaliknya ada banyak orang yang sangat ragu-ragu mengenai aplikasi teknologi dalam pendidikan:

"Those who place their faith in technology to solve the problems of education should look more deeply into the needs of children. The renewal of education requires personal attention to students from good teachers and active parents, strongly supported by their communities. It requires commitment to developmentally appropriate education and attention to the full range of children's real low-tech needs - physical, emotional, and social, as well as cognitive."

Maupun: "Computers pose serious health hazards to children. The risks include repetitive stress injuries, eyestrain, obesity, social isolation, and, for some, long-term physical, emotional, or intellectual developmental damage. Our children, the Surgeon General warns, are the most sedentary generation ever. Will they thrive spending even more time staring at screens?" Ref: Fool's Gold
Apakah kita perlu teknologi canggih untuk belejar / mengajar?

Sebetulnya tidak, kecuali kalau kita belajar atau mengajar teknologinya, misalnya kelas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Kita hanya perlu tanya "Apakah orang-orang tidak dapat belajar sebelum ada teknologi modern?"

Tetapi teknologi dapat membantu pelajar belajar kan?

Membaca: "Technology in our classrooms"

Saran-Saran Kami Ditulis Di Bawah:
There are two main issues that I believe need expanding upon before attempting to compare needs within the two countries (USA & Indonesia):

1. The basic requirements for achieving quality teaching, standards of classrooms and basic education facilities in Indonesia need to be achieved before we can legitimately begin to compare the role and relevance of education technology in the two countries.

Basic issues including collapsing buildings and leaking rooves really need to be addressed before we can even contemplate placing computers in the classrooms. 30,000 districts in Indonesia still do not have electricity. Ref: http://teknologipendidikan.com/ims.html

2. The use of the Internet for the vast majority of Indonesian students whose English language skills are very low is highly questionable. The use of the Internet as a learning tool can not validly be compared to that in English-speaking countries. There is very litle educational material on the Web in Indonesian, and the low standard of much of the material that is available raises many serious questions about quality learning issues and the effective use of student time.

There is no question that all students need to learn about computers and information technology (IT). IT and foreign language skills are rapidly becoming pre-requisites for any meaningful employment prospects. IT has entered all aspects of the workplace here in Indonesia as it has in the rest of the world.

However, the prioritization of education technology ahead of other basic education needs in public (state) schools is highly questionable and only promises to elevate many current equity issues.

RE: 'One should not forget that only five years ago, Prof. Larry Cuban of Stanford University found that only 1 in 10 teachers were using computers in the classroom (in the U.S.). Now, computers are an integral part of teachers' daily activities.'

One should also not forget that whether there has been improvement (or otherwise) to the quality of education in American schools is an issue that is constantly being debated. We need concrete evidence that education quality is improved before we commit our limited financial resources here in Indonesia.

The primary question that needs to be asked, and is frequently overlooked is 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'

There is much rhetorical evidence to support this claim and it is usually associated with improved student motivation stimulated by the utilization of the technologies.

However, as I found in some minor research in Australia back in 1996, students also quickly become bored with extended exposure to e-Learning materials and there are some other basic factors that are not addressed by technology as a learning medium.

Ask youself if you have ever been bored by the frequent use of programs like powerpoint which is often associated with low learner participation in the learning process. Do many technologies used by teachers actually result in a more passive and less effective learning environment?

Even the Overhead Projector which has been with us for decades, because of poor planning and low quality materials often only serves to impede the education process. How effective will use of higher level technologies really be in our schools?

RE: 'develop a benchmark of an appropriate level of technology use in schools, for example by evaluating a U.S. example'

Surely appropriate levels of education technology should reflect the actual needs of teachers here, not what some individual or institution has decided is necessary in their situation (in a far-away country).

We need to continually reflect upon the basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'. For instance, one technology that is often most effective is the use of large sheets of paper which engages the learners in the learning proces both physically and mentally (see above).

Ask yourself (and other experienced teachers) Do I need technology to teach this? If so, what technolgy is most appropriate? This is the basic principle that underpins Education Technology as a Science.

Phillip Rekdale
1 September, 2008

"I am agree on all points you mentioned. Indeed, I can answer "No" without any hesitation to your basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'" (Totok Amin Soefijanto, 31-8-2008)
Mr. Totok Amin Soefijanto is Deputy Rector (Vice-Chancellor) for Academics and Research at Paramadina University, Jakarta. He earned his Ed.D in educational media and technology at Boston University.
e-Learning di Sekolah?
Ilusi atau Solusi
Ilusi Atau Solusi?

Isu-Isu Paling Penting terhadap KBM di Indonesia

Pendidikan Network
Grand Opening Teknik Informatika


SD & SLTPSekolah MenengahPerguruan TinggiPendidikan Network IndonesiaE-Teknologi IndonesiaTeknologi & PendidikanMajalah Teknologi IndonesiaPenelitian Indonesia

Ke Halaman UtamaIsu-Isu Teknologi PendidikanDikotomi Teknologi PendidikanTujuan Teknologi PendidikanInternet Masuk SekolahKegiatan Belajar Mengajar (KBM)
[English Language Here]
Pada awal tahun 2008, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah diberi kepercayaan dan mendapatkan SK Dirjen DIKTI No: 548/D/T/2008 untuk menyelenggarakan Program studi Teknik Informatika di Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik. Sehingga Program studi Teknik Informatika Unsoed sudah membuka penerimaan calon mahasiswa baru mulai tahun akademik 2008/2009 ini. Program studi Teknik Informatika Unsoed diharapkan bukan hanya melaksanakan pengembangan ilmu, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi sumber daya manusia Indonesia agar dapat berkiprah secara global.

Oleh karena itu muncul pemikiran untuk menyelenggarakan suatu Seminar Nasional sebagai sarana memperkenalkan Program studi Teknik Informatika Universitas Jenderal Soedirman kepada masyarakat luas. Nama kegiatan ini adalah Grand Opening Program Studi Teknik Informatika, dan mengambil tema Teknologi Informasi untuk Semua (IT for All).
Teknologi Informasi (Komunikasi), dan Ilmu Teknologi Pendidikan
Phillip Rekdale (Session 1)
Pre-reading:
Peran Teknologi Dalam Pembelajaran
(Latar Belakang)
Sesi ini lebih berbentuk pentaloka daripada seminar. Kita bekerjasama untuk membuka dan membahas beberapa isu yang perlu dibahas supaya teknologi pendidikan dapat sebagai ilmu yang mendukung pembelajaran, bukan hanya mimpi.

Catatan: Rencana asli untuk sesi ini (sebelum jumlah pembicara dikonfirmasikan adalah 2-3 jam, akhir menjadi 1+ jam), termasuk kegiatan praktikal di mana peserta-peserta mendalami prioritisation isu-isu pembelajaran dan menganalisa contoh-contoh pembelajaran yang kita ingin menyampaikan sampai memilih teknologi-teknologi yang cocok (kalau perlu teknologi) supaya kita dapat mencapaikan KBM yang bermutu.

1. Apakah kita perlu belajar Teknik / Teknologi Informatika, mengapa? - (Group Discussion)
Siapa yang perlu belajar Ilmu TI?
Orang yang kerja di profesi apa? Mengapa?
(Di dalam diskusi peserta memutuskan bahwa pengetahuan TI dapat membantu SDM di semua profesi maupun kejuruan)
Semua Peserta Setuju Bahwa Ilmu Teknik Informatika Adalah Sangat Penting

2. Kita perlu apa untuk belejar/mengajar?


Apa hal-hal yang penting kalau kita ingin belajar/mengajar?
(Peserta-peserta membagi isu-isu mereka dengan group dan menulis di kertas besar.)



3. Apa isu-isu yang mereka angap adalah paling penting untuk belejar/mengajar?
(Yang muncul: minat, motivasi dan situasi yang aman dan nyaman)

Saya mempunyai empat (4) komputer di rumah dengan program presentasi yang lengkap.
4. Mengapa saya memilih teknologi kertas dan pena untuk presentasi ini?
(karena menurut saya teknologi ini adalah yang paling cocok1)

5. Teknologi masuk ke mana dalam isu-isu pembelajaran? Apa peran dan pentingnya teknologi?
(Teknologi hanya sebagai medium. Teknologi adalah beberapa alat bantu untuk di mana aplikasinya cocok)

6. Apa satu-satunya teknologi yang kita perlu menggunakan setiap kali kita mengajar?
(Otak Kita - lengkap dengan Imaginasi Tanpa Batas!)

1 Mengajak peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan pembahasan topik. Kita sebagai pengajar harus menjaga supaya pelajar kita belajar secara aktif. Banyak teknologi baru (seperti Komputer dan Data Projector) dapat membuat peran pelajar sangat pasif dalam proses pembelajaran.
Slide Show Grand Opening Program Studi Teknik Informatika


Latar Belakang

Sudah banyak sekali retorika mengenai pentingnya teknologi dalam peran pembelajaran (teknologi pendidikan). Disebut retorika karena biasanya tidak ada bukti yang ditunjukkan.
Apakah, benar machine (komputer) dapat mengajar lebih baik daripada manusia?

Membaca "Pengumuman Multimedia Terbukti Tingkatkan Nilai Siswa"
Artikel ini membuktikan apa sebetulnya?
- Barangkali hanya kekurangan metode pengajaran dan dedikasi dosen, bukan?
Sebaliknya ada banyak orang yang sangat ragu-ragu mengenai aplikasi teknologi dalam pendidikan:

"Those who place their faith in technology to solve the problems of education should look more deeply into the needs of children. The renewal of education requires personal attention to students from good teachers and active parents, strongly supported by their communities. It requires commitment to developmentally appropriate education and attention to the full range of children's real low-tech needs - physical, emotional, and social, as well as cognitive."

Maupun: "Computers pose serious health hazards to children. The risks include repetitive stress injuries, eyestrain, obesity, social isolation, and, for some, long-term physical, emotional, or intellectual developmental damage. Our children, the Surgeon General warns, are the most sedentary generation ever. Will they thrive spending even more time staring at screens?" Ref: Fool's Gold
Apakah kita perlu teknologi canggih untuk belejar / mengajar?

Sebetulnya tidak, kecuali kalau kita belajar atau mengajar teknologinya, misalnya kelas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Kita hanya perlu tanya "Apakah orang-orang tidak dapat belajar sebelum ada teknologi modern?"

Tetapi teknologi dapat membantu pelajar belajar kan?

Membaca: "Technology in our classrooms"

Saran-Saran Kami Ditulis Di Bawah:
There are two main issues that I believe need expanding upon before attempting to compare needs within the two countries (USA & Indonesia):

1. The basic requirements for achieving quality teaching, standards of classrooms and basic education facilities in Indonesia need to be achieved before we can legitimately begin to compare the role and relevance of education technology in the two countries.

Basic issues including collapsing buildings and leaking rooves really need to be addressed before we can even contemplate placing computers in the classrooms. 30,000 districts in Indonesia still do not have electricity. Ref: http://teknologipendidikan.com/ims.html

2. The use of the Internet for the vast majority of Indonesian students whose English language skills are very low is highly questionable. The use of the Internet as a learning tool can not validly be compared to that in English-speaking countries. There is very litle educational material on the Web in Indonesian, and the low standard of much of the material that is available raises many serious questions about quality learning issues and the effective use of student time.

There is no question that all students need to learn about computers and information technology (IT). IT and foreign language skills are rapidly becoming pre-requisites for any meaningful employment prospects. IT has entered all aspects of the workplace here in Indonesia as it has in the rest of the world.

However, the prioritization of education technology ahead of other basic education needs in public (state) schools is highly questionable and only promises to elevate many current equity issues.

RE: 'One should not forget that only five years ago, Prof. Larry Cuban of Stanford University found that only 1 in 10 teachers were using computers in the classroom (in the U.S.). Now, computers are an integral part of teachers' daily activities.'

One should also not forget that whether there has been improvement (or otherwise) to the quality of education in American schools is an issue that is constantly being debated. We need concrete evidence that education quality is improved before we commit our limited financial resources here in Indonesia.

The primary question that needs to be asked, and is frequently overlooked is 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'

There is much rhetorical evidence to support this claim and it is usually associated with improved student motivation stimulated by the utilization of the technologies.

However, as I found in some minor research in Australia back in 1996, students also quickly become bored with extended exposure to e-Learning materials and there are some other basic factors that are not addressed by technology as a learning medium.

Ask youself if you have ever been bored by the frequent use of programs like powerpoint which is often associated with low learner participation in the learning process. Do many technologies used by teachers actually result in a more passive and less effective learning environment?

Even the Overhead Projector which has been with us for decades, because of poor planning and low quality materials often only serves to impede the education process. How effective will use of higher level technologies really be in our schools?

RE: 'develop a benchmark of an appropriate level of technology use in schools, for example by evaluating a U.S. example'

Surely appropriate levels of education technology should reflect the actual needs of teachers here, not what some individual or institution has decided is necessary in their situation (in a far-away country).

We need to continually reflect upon the basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'. For instance, one technology that is often most effective is the use of large sheets of paper which engages the learners in the learning proces both physically and mentally (see above).

Ask yourself (and other experienced teachers) Do I need technology to teach this? If so, what technolgy is most appropriate? This is the basic principle that underpins Education Technology as a Science.

Phillip Rekdale
1 September, 2008

"I am agree on all points you mentioned. Indeed, I can answer "No" without any hesitation to your basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'" (Totok Amin Soefijanto, 31-8-2008)
Mr. Totok Amin Soefijanto is Deputy Rector (Vice-Chancellor) for Academics and Research at Paramadina University, Jakarta. He earned his Ed.D in educational media and technology at Boston University.
e-Learning di Sekolah?
Ilusi atau Solusi
Ilusi Atau Solusi?

Isu-Isu Paling Penting terhadap KBM di Indonesia

Pendidikan Network
Grand Opening Teknik Informatika


SD & SLTPSekolah MenengahPerguruan TinggiPendidikan Network IndonesiaE-Teknologi IndonesiaTeknologi & PendidikanMajalah Teknologi IndonesiaPenelitian Indonesia

Ke Halaman UtamaIsu-Isu Teknologi PendidikanDikotomi Teknologi PendidikanTujuan Teknologi PendidikanInternet Masuk SekolahKegiatan Belajar Mengajar (KBM)
[English Language Here]
Pada awal tahun 2008, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah diberi kepercayaan dan mendapatkan SK Dirjen DIKTI No: 548/D/T/2008 untuk menyelenggarakan Program studi Teknik Informatika di Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik. Sehingga Program studi Teknik Informatika Unsoed sudah membuka penerimaan calon mahasiswa baru mulai tahun akademik 2008/2009 ini. Program studi Teknik Informatika Unsoed diharapkan bukan hanya melaksanakan pengembangan ilmu, juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi sumber daya manusia Indonesia agar dapat berkiprah secara global.

Oleh karena itu muncul pemikiran untuk menyelenggarakan suatu Seminar Nasional sebagai sarana memperkenalkan Program studi Teknik Informatika Universitas Jenderal Soedirman kepada masyarakat luas. Nama kegiatan ini adalah Grand Opening Program Studi Teknik Informatika, dan mengambil tema Teknologi Informasi untuk Semua (IT for All).
Teknologi Informasi (Komunikasi), dan Ilmu Teknologi Pendidikan
Phillip Rekdale (Session 1)
Pre-reading:
Peran Teknologi Dalam Pembelajaran
(Latar Belakang)
Sesi ini lebih berbentuk pentaloka daripada seminar. Kita bekerjasama untuk membuka dan membahas beberapa isu yang perlu dibahas supaya teknologi pendidikan dapat sebagai ilmu yang mendukung pembelajaran, bukan hanya mimpi.

Catatan: Rencana asli untuk sesi ini (sebelum jumlah pembicara dikonfirmasikan adalah 2-3 jam, akhir menjadi 1+ jam), termasuk kegiatan praktikal di mana peserta-peserta mendalami prioritisation isu-isu pembelajaran dan menganalisa contoh-contoh pembelajaran yang kita ingin menyampaikan sampai memilih teknologi-teknologi yang cocok (kalau perlu teknologi) supaya kita dapat mencapaikan KBM yang bermutu.

1. Apakah kita perlu belajar Teknik / Teknologi Informatika, mengapa? - (Group Discussion)
Siapa yang perlu belajar Ilmu TI?
Orang yang kerja di profesi apa? Mengapa?
(Di dalam diskusi peserta memutuskan bahwa pengetahuan TI dapat membantu SDM di semua profesi maupun kejuruan)
Semua Peserta Setuju Bahwa Ilmu Teknik Informatika Adalah Sangat Penting

2. Kita perlu apa untuk belejar/mengajar?


Apa hal-hal yang penting kalau kita ingin belajar/mengajar?
(Peserta-peserta membagi isu-isu mereka dengan group dan menulis di kertas besar.)



3. Apa isu-isu yang mereka angap adalah paling penting untuk belejar/mengajar?
(Yang muncul: minat, motivasi dan situasi yang aman dan nyaman)

Saya mempunyai empat (4) komputer di rumah dengan program presentasi yang lengkap.
4. Mengapa saya memilih teknologi kertas dan pena untuk presentasi ini?
(karena menurut saya teknologi ini adalah yang paling cocok1)

5. Teknologi masuk ke mana dalam isu-isu pembelajaran? Apa peran dan pentingnya teknologi?
(Teknologi hanya sebagai medium. Teknologi adalah beberapa alat bantu untuk di mana aplikasinya cocok)

6. Apa satu-satunya teknologi yang kita perlu menggunakan setiap kali kita mengajar?
(Otak Kita - lengkap dengan Imaginasi Tanpa Batas!)

1 Mengajak peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan pembahasan topik. Kita sebagai pengajar harus menjaga supaya pelajar kita belajar secara aktif. Banyak teknologi baru (seperti Komputer dan Data Projector) dapat membuat peran pelajar sangat pasif dalam proses pembelajaran.
Slide Show Grand Opening Program Studi Teknik Informatika


Latar Belakang

Sudah banyak sekali retorika mengenai pentingnya teknologi dalam peran pembelajaran (teknologi pendidikan). Disebut retorika karena biasanya tidak ada bukti yang ditunjukkan.
Apakah, benar machine (komputer) dapat mengajar lebih baik daripada manusia?

Membaca "Pengumuman Multimedia Terbukti Tingkatkan Nilai Siswa"
Artikel ini membuktikan apa sebetulnya?
- Barangkali hanya kekurangan metode pengajaran dan dedikasi dosen, bukan?
Sebaliknya ada banyak orang yang sangat ragu-ragu mengenai aplikasi teknologi dalam pendidikan:

"Those who place their faith in technology to solve the problems of education should look more deeply into the needs of children. The renewal of education requires personal attention to students from good teachers and active parents, strongly supported by their communities. It requires commitment to developmentally appropriate education and attention to the full range of children's real low-tech needs - physical, emotional, and social, as well as cognitive."

Maupun: "Computers pose serious health hazards to children. The risks include repetitive stress injuries, eyestrain, obesity, social isolation, and, for some, long-term physical, emotional, or intellectual developmental damage. Our children, the Surgeon General warns, are the most sedentary generation ever. Will they thrive spending even more time staring at screens?" Ref: Fool's Gold
Apakah kita perlu teknologi canggih untuk belejar / mengajar?

Sebetulnya tidak, kecuali kalau kita belajar atau mengajar teknologinya, misalnya kelas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Kita hanya perlu tanya "Apakah orang-orang tidak dapat belajar sebelum ada teknologi modern?"

Tetapi teknologi dapat membantu pelajar belajar kan?

Membaca: "Technology in our classrooms"

Saran-Saran Kami Ditulis Di Bawah:
There are two main issues that I believe need expanding upon before attempting to compare needs within the two countries (USA & Indonesia):

1. The basic requirements for achieving quality teaching, standards of classrooms and basic education facilities in Indonesia need to be achieved before we can legitimately begin to compare the role and relevance of education technology in the two countries.

Basic issues including collapsing buildings and leaking rooves really need to be addressed before we can even contemplate placing computers in the classrooms. 30,000 districts in Indonesia still do not have electricity. Ref: http://teknologipendidikan.com/ims.html

2. The use of the Internet for the vast majority of Indonesian students whose English language skills are very low is highly questionable. The use of the Internet as a learning tool can not validly be compared to that in English-speaking countries. There is very litle educational material on the Web in Indonesian, and the low standard of much of the material that is available raises many serious questions about quality learning issues and the effective use of student time.

There is no question that all students need to learn about computers and information technology (IT). IT and foreign language skills are rapidly becoming pre-requisites for any meaningful employment prospects. IT has entered all aspects of the workplace here in Indonesia as it has in the rest of the world.

However, the prioritization of education technology ahead of other basic education needs in public (state) schools is highly questionable and only promises to elevate many current equity issues.

RE: 'One should not forget that only five years ago, Prof. Larry Cuban of Stanford University found that only 1 in 10 teachers were using computers in the classroom (in the U.S.). Now, computers are an integral part of teachers' daily activities.'

One should also not forget that whether there has been improvement (or otherwise) to the quality of education in American schools is an issue that is constantly being debated. We need concrete evidence that education quality is improved before we commit our limited financial resources here in Indonesia.

The primary question that needs to be asked, and is frequently overlooked is 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'

There is much rhetorical evidence to support this claim and it is usually associated with improved student motivation stimulated by the utilization of the technologies.

However, as I found in some minor research in Australia back in 1996, students also quickly become bored with extended exposure to e-Learning materials and there are some other basic factors that are not addressed by technology as a learning medium.

Ask youself if you have ever been bored by the frequent use of programs like powerpoint which is often associated with low learner participation in the learning process. Do many technologies used by teachers actually result in a more passive and less effective learning environment?

Even the Overhead Projector which has been with us for decades, because of poor planning and low quality materials often only serves to impede the education process. How effective will use of higher level technologies really be in our schools?

RE: 'develop a benchmark of an appropriate level of technology use in schools, for example by evaluating a U.S. example'

Surely appropriate levels of education technology should reflect the actual needs of teachers here, not what some individual or institution has decided is necessary in their situation (in a far-away country).

We need to continually reflect upon the basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'. For instance, one technology that is often most effective is the use of large sheets of paper which engages the learners in the learning proces both physically and mentally (see above).

Ask yourself (and other experienced teachers) Do I need technology to teach this? If so, what technolgy is most appropriate? This is the basic principle that underpins Education Technology as a Science.

Phillip Rekdale
1 September, 2008

"I am agree on all points you mentioned. Indeed, I can answer "No" without any hesitation to your basic question 'do we need education technology to achieve quality teaching/learning?'" (Totok Amin Soefijanto, 31-8-2008)
Mr. Totok Amin Soefijanto is Deputy Rector (Vice-Chancellor) for Academics and Research at Paramadina University, Jakarta. He earned his Ed.D in educational media and technology at Boston University.
e-Learning di Sekolah?
Ilusi atau Solusi
Ilusi Atau Solusi?

Isu-Isu Paling Penting terhadap KBM di Indonesia

Pendidikan Network
Grand Opening Teknik Informatika