BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan perkara yang sangat penting dan sangat diperlukan, maka naskah pembentukan ilmu pendidikan menaruh perhatian padanya. Sedangkan Rasulullah sendiri melaksanakan sendiri dan sebagaiman ia juga mengajarkan kepada para sahabat. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam agama dari anak kecil sampai kepada orang tua menginginkan ilmu pendidikan yang cukup untuk bekal hidup mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya denagan penuh rasa tanggungjawab. Karena pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai itu semua ada beberapa unsur yang harus diperhatikan salah satunya adalah lingkugnan pendidikan. Akan tetapi, ada kalanya dalam lingkungan pendidikan terjadi gesekan-gesekan, baik dari luar maupun dari dalam. Dalam keadaan seperti in, islam berpesan agar bersabar, sanggup menahan diri dan menasehati dengan obat penawar yang dapat menyembuhkan sebab-sebab timbulnya masalah.
Dengan dasar masalah di atas, penulis memilih judul makalah “LINGKUNGAN PENDIDIKAN”. Judul ini bertujuan untuk menerangkan, bahwasanya setiap individu harus lebih selektif dalam memilih lingkungan pendidikan sebagai salah satu faktor penunjang dalam mencari ilmu pendidikan yang baik dan benar.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini di fokusakn pada rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja lingkungan pendidikan di luar sekolah ?
2. Apa perbedaan rumah dengan sekolah ?
3. Apa yang dapat diharapkan keluarga dan masyarakat agama dari sekolah ?
4. Bagaimana memilih alat atau media pendidikan untuk kepentingan pendidikan ?
C. Metode pembahasan
Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode ilmiah, dengan berpedoman pada pengumpulan data, melalui prosedur library reseach atau penelitian kepustakaan. Penulis berusaha mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penyusunan makalah ini dari buku-buku, kitab-kitab, atau majalah-majalah yang ada hubungannya dengan makalah ini.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis sajikan dalam bentuk tiga bagian, yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi. Bagian isi atau bagian pembahasan, terdiri atas empat bab, termasuk pendahuluan. Bagian akhir terdiri atas kesimpulan dan saran-saran. Tiap-tiap bab dibagi atas bebrapa sub bab dengan perincian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perunusan
masalah, metode penelitian dan sisitematika penulisan.
BAB II : Pengertian lingkungan, beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah,
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan, alat pendidikan.
BAB III : Pada bab akhir ini penulis akan membuat beberapa kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Lingkungan Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat faktor-faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.
Dalam membentuk pribadi yang kemudian dapat dikembangkan ke dalam suasana kelas, peranan pengaruh guru amat besar. Untuk itu, guru umumnya menggunakan alat-alat pendidikan. Di sini guru membentuk suatu lingkungan yang bersuasana tenang menggairahkan sehingga memungkinkan keterbukaan hati anak untuk menerima pengaruh pendidikan.
Pengaruh negatif khususnya karena adanya masa transisi dan pergesaran nilai-nilai yang mempengaruhi, baik orang orang tua dan guru sebagai akibat dari kemajuan–kemajuan tersebut. Keberhasilan orang tua dan guru dalam menyampaikan nilai-nilai itu akan terwujud pada tingkah laku remaja yang sadar dan bertanggung jawab yang terjadi karena adanya pegangan berdasarkan nilai-nilai yang ditanamkan kepada meraka. Usaha penanaman nilai kepada anak ini kaitannya dengan wibawa yang dimiliki orang tua maupun guru. Tanpa wibawa, agaknya usaha ini akan menjadi sia-sia.
B. Beberapa Lingkungan Pendidikan di Luar Sekolah
Di luar lingkungan sekolah terdapat lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Di bawah ini akan di bicarakan
secara singkat lingkungan keluarga dan beberapa lingkungan pendiudikan lainnya yang tedapat di dalam masyarakat.
1.Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya khas. Dalam lingkungan ini terletak dsar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti seluruh anggota keluarga. Di sini diletakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan atau kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
2. Asrama
Jenis dan bentuk asrama itu bermacam-macam sesuai kepentingan dan tujuan dari pengadaannya sebagai suatu bentuk lingkungan pendidikan, Misalnya :
a) Asrama santunan yatim sebagai tempat untuk menampung anak-anak yang salah satu atau kedua orang tuanya meninggal.
b) Asrama tampumgan di mana anak-anak dididik oleh orang tua angkat, karena orang tuanya sendiri tidak mampu atau karena orang tuanya menitipkan pendidikan dan pemeliharaan anak kepadanya.
c) Asrama untuk anak-anak nakal atau mempunyai kelainan fisik atau mental, sehingga membutuhkan pendidikan fisik atau mental.
d) Arama didirikan untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak memungkinkan dapat dilakukan dalam pendidikan rumah maupun sekolah.
e) Asrama yang dibutuhkan untuk menunjang ketercapaian tujuan pendidikan suatu jabatan, yang tanpa itu tidak dihasilkan suatu pejabat-pejabat yang dapat memikul tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang bersangkutan.
3. Perkumpulan Remaja
Pada umumnya anak-anak di atas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan hasrat dan kegiatan yang meluap-luap dalam diri mereka. Menjelang umur tiga belasan anak berada dalam pase puber, yang mulai menampakan perubahan-perubahan dalam bentuk fisiknya dan menunjukan tanda-tanda keresahan atau kegelisahan dalam kehidupan mental atau batinnya. Ia mulai meningkat remaja dan merasakan adanya kebutuhannya untuk menjadi seorang manusia dewasa, yang dapat berdiri sendiri, menemukan sendiri nilai-nilai dan membentuk cita-cita sendiri berrsama-sama dengan remaja lainnya.
4. Lingkungan Kerja
Peralihan dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah ke lingkungan kerja memakan waktu yang lama. Lingkungan kerja merupakan suatu ligkungan baru yang menuntut berbagai penyesuaian. Dalam lingkungan itu mereka berggaul dengan orang-orang dewasa lain yang berbeda dari yang mereka pernah alami. Kini mereka bergaul dengan orang-orang dewasa asing dan berpengalaman dalam lapangannya.
Kehidupan modern dewasa ini menuntut lebih banyak ketahanan fisik maupun mental. Di atas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Itulah sebabnya maka masa pendidikan untuk mereka lebih lama dan lebih berbobot di bandingkan dengan zaman sebelumnya. Tuntunan mutu pendidikan yang lebih berbobot tersebut meliputi segi pengetahuan, akhlak dan bermacam-macam keterampilan.
C. Sekolah sebagai Lingkungan Pendidikan
Di sekolah berkumpul anak-anak dengan umur yang hampir sama, dengan taraf pengetahuan yang kurang lebih sederajat dan secara sekaligus menerima pelajaran yang sama.
1. Perbedaan antara Rumah dengan Sekolah
Ada perbedaan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab maupun kebebasan pergaulan.
2. Pengaruh Rumah Terhadap Sekolah
Suassan rumah termasuk faktor yang lebih penting lagi dalam kaitannya dengan pendidikan anak. Buruk baiknya suasan rumah tangga sebagian besar bergantung kepada hubungan antar ibu dan bapak. Kerukunan antara ibu dan bapak besar pengaruhnya terhadap anak. Kerap kali kemunduran anak di sekolah disebabkan oleh keadaan dalam rumah tangga. Perceraian orang tua, kematian ibu atau bapak dapat mempengaruhi belajar anak di sekolah. Sebab itu guru memandang anak tidak sebagai murid semata-mata, tetapi juga sebagai anak dalam suatu rumah tangga.
3. Apa yang Dapat Diharapkan Keluarga dan Masyarakat Beragama dari Sekolah
Pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat khususnya masyarakat islam, dalam bidang pengajarannya yang tidak dapat secara sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat isalm, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga
pendidikan islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pelajaran agama islam, melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhannya bernapaskan islam. Hal itu hanya mungkin bisa terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam pandangan keagamaan.
Kegiatan unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kepribadian anak didik. Prof. Dr. Ahmad Sjalabi dalam bukunya sejarah pendidikan islam, menjelaskan antara lain : [1]
“Sejarah pendidikan islam amat erat pertalinnya dengan masjid. Karena itu apabila kita membicarakan masjid adalah berarti bahwa kita membicarakan suatu lembaga yang dipandang sebagai tempat yang asasi untuk menyiarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Lingkaran-lingkaran pelajaran telah diadakan di masjid semenjak didirikan dan keadaan ini berjalan terus sepanjang tahun dengan tidak putus-putusnya di seluruh negri islam.
4. Membina Hubungan antara Rumah dan Sekolah
Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama natar kedua lingkungan itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Orang tua harus mengenal anaknya, sekolah dan guru. Keadaan anak biasanya diketahui orang tua dari :
a) Daftar Nilai
b) Surat Peringatan
c) Kunjungan Kepada Guru
d) Pertemanan Guru-guru dengan Orang Tua Murid
e) Memahami Murid-murid
D. Alat Pendidikan
Untuk Mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalh media pendidikan, Audio Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasaran pendidikan dan seebagainya.
Depinisi-depinisi yang pernah dikemukakan tentang alat pendidikan adalah sebagai berikut :
Roestiyah Nk. Dkk : “media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.”
Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely : “media adalah sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau peristiwa yang dapat membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengatahuan, keterampilan atau sikap.”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi alat tersebut adalah :
1) Pentingnya alat itu untuk pencapaian tujuan atau kesesuaian alat itu dengan tujuan pengajaran.
2) Media itu harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
3) Harus diperhatikan keadaan dan kondisi sekolah.
4) Hendaknya diperhatikan soal waktu yang tersedia untuk mempersiapkan alat dan penggunaannya di kelas.
5) Harga atau biaya alat itu hendaknya sesuai dengan efektivitas alat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengemukakan kesimpulan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Setiap individu harus selektif dalam memilih lingkungan pendidikan untuk dirinya sendiri atau keluarga dan orang-orang terdekat.
2. kita harus tahu ada beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah yang dapat mempengaruhi proses tahap pembelajaran
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyeleksi alat pendidikan dalam rangka kepentingan pendidikan.
B. Saran-saran
Setiap individu hendaknya menyadari bahwa lingkungan pendidikan adalah salah satu unsur pokok yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi perkembangan anak didik. Dan dalam media pendidikan, agar lebih selektif pula dalam memilih alat pendidikan sebagai sarana prasarana dalam menunujang proses tahap pendidikan.
Daftar Pustaka
- Vernon S. Gerlach and Donald P. Ely, A Systimatic Approach to Instruction, di Indonesiakan oleh Mudhoffir, hal.6.
- Highet Gilbert, Seni Mendidik, Pembangunan, 1957, hal. 21.
- Daradjat Zakariah, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1994 hal. 63
[1] Prof. Dr. Ahmad Sjalabi, sejarah pendidikan islam, alih bahasa Prof. Dr. Muchtar Jahja dan Drs. M. Sanusi Latief, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1987, hal. 93-94/106.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan perkara yang sangat penting dan sangat diperlukan, maka naskah pembentukan ilmu pendidikan menaruh perhatian padanya. Sedangkan Rasulullah sendiri melaksanakan sendiri dan sebagaiman ia juga mengajarkan kepada para sahabat. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam agama dari anak kecil sampai kepada orang tua menginginkan ilmu pendidikan yang cukup untuk bekal hidup mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya denagan penuh rasa tanggungjawab. Karena pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai itu semua ada beberapa unsur yang harus diperhatikan salah satunya adalah lingkugnan pendidikan. Akan tetapi, ada kalanya dalam lingkungan pendidikan terjadi gesekan-gesekan, baik dari luar maupun dari dalam. Dalam keadaan seperti in, islam berpesan agar bersabar, sanggup menahan diri dan menasehati dengan obat penawar yang dapat menyembuhkan sebab-sebab timbulnya masalah.
Dengan dasar masalah di atas, penulis memilih judul makalah “LINGKUNGAN PENDIDIKAN”. Judul ini bertujuan untuk menerangkan, bahwasanya setiap individu harus lebih selektif dalam memilih lingkungan pendidikan sebagai salah satu faktor penunjang dalam mencari ilmu pendidikan yang baik dan benar.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini di fokusakn pada rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja lingkungan pendidikan di luar sekolah ?
2. Apa perbedaan rumah dengan sekolah ?
3. Apa yang dapat diharapkan keluarga dan masyarakat agama dari sekolah ?
4. Bagaimana memilih alat atau media pendidikan untuk kepentingan pendidikan ?
C. Metode pembahasan
Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode ilmiah, dengan berpedoman pada pengumpulan data, melalui prosedur library reseach atau penelitian kepustakaan. Penulis berusaha mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penyusunan makalah ini dari buku-buku, kitab-kitab, atau majalah-majalah yang ada hubungannya dengan makalah ini.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis sajikan dalam bentuk tiga bagian, yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi. Bagian isi atau bagian pembahasan, terdiri atas empat bab, termasuk pendahuluan. Bagian akhir terdiri atas kesimpulan dan saran-saran. Tiap-tiap bab dibagi atas bebrapa sub bab dengan perincian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perunusan
masalah, metode penelitian dan sisitematika penulisan.
BAB II : Pengertian lingkungan, beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah,
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan, alat pendidikan.
BAB III : Pada bab akhir ini penulis akan membuat beberapa kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Lingkungan Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat faktor-faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.
Dalam membentuk pribadi yang kemudian dapat dikembangkan ke dalam suasana kelas, peranan pengaruh guru amat besar. Untuk itu, guru umumnya menggunakan alat-alat pendidikan. Di sini guru membentuk suatu lingkungan yang bersuasana tenang menggairahkan sehingga memungkinkan keterbukaan hati anak untuk menerima pengaruh pendidikan.
Pengaruh negatif khususnya karena adanya masa transisi dan pergesaran nilai-nilai yang mempengaruhi, baik orang orang tua dan guru sebagai akibat dari kemajuan–kemajuan tersebut. Keberhasilan orang tua dan guru dalam menyampaikan nilai-nilai itu akan terwujud pada tingkah laku remaja yang sadar dan bertanggung jawab yang terjadi karena adanya pegangan berdasarkan nilai-nilai yang ditanamkan kepada meraka. Usaha penanaman nilai kepada anak ini kaitannya dengan wibawa yang dimiliki orang tua maupun guru. Tanpa wibawa, agaknya usaha ini akan menjadi sia-sia.
B. Beberapa Lingkungan Pendidikan di Luar Sekolah
Di luar lingkungan sekolah terdapat lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Di bawah ini akan di bicarakan
secara singkat lingkungan keluarga dan beberapa lingkungan pendiudikan lainnya yang tedapat di dalam masyarakat.
1.Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya khas. Dalam lingkungan ini terletak dsar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti seluruh anggota keluarga. Di sini diletakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan atau kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
2. Asrama
Jenis dan bentuk asrama itu bermacam-macam sesuai kepentingan dan tujuan dari pengadaannya sebagai suatu bentuk lingkungan pendidikan, Misalnya :
a) Asrama santunan yatim sebagai tempat untuk menampung anak-anak yang salah satu atau kedua orang tuanya meninggal.
b) Asrama tampumgan di mana anak-anak dididik oleh orang tua angkat, karena orang tuanya sendiri tidak mampu atau karena orang tuanya menitipkan pendidikan dan pemeliharaan anak kepadanya.
c) Asrama untuk anak-anak nakal atau mempunyai kelainan fisik atau mental, sehingga membutuhkan pendidikan fisik atau mental.
d) Arama didirikan untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak memungkinkan dapat dilakukan dalam pendidikan rumah maupun sekolah.
e) Asrama yang dibutuhkan untuk menunjang ketercapaian tujuan pendidikan suatu jabatan, yang tanpa itu tidak dihasilkan suatu pejabat-pejabat yang dapat memikul tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang bersangkutan.
3. Perkumpulan Remaja
Pada umumnya anak-anak di atas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan hasrat dan kegiatan yang meluap-luap dalam diri mereka. Menjelang umur tiga belasan anak berada dalam pase puber, yang mulai menampakan perubahan-perubahan dalam bentuk fisiknya dan menunjukan tanda-tanda keresahan atau kegelisahan dalam kehidupan mental atau batinnya. Ia mulai meningkat remaja dan merasakan adanya kebutuhannya untuk menjadi seorang manusia dewasa, yang dapat berdiri sendiri, menemukan sendiri nilai-nilai dan membentuk cita-cita sendiri berrsama-sama dengan remaja lainnya.
4. Lingkungan Kerja
Peralihan dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah ke lingkungan kerja memakan waktu yang lama. Lingkungan kerja merupakan suatu ligkungan baru yang menuntut berbagai penyesuaian. Dalam lingkungan itu mereka berggaul dengan orang-orang dewasa lain yang berbeda dari yang mereka pernah alami. Kini mereka bergaul dengan orang-orang dewasa asing dan berpengalaman dalam lapangannya.
Kehidupan modern dewasa ini menuntut lebih banyak ketahanan fisik maupun mental. Di atas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Itulah sebabnya maka masa pendidikan untuk mereka lebih lama dan lebih berbobot di bandingkan dengan zaman sebelumnya. Tuntunan mutu pendidikan yang lebih berbobot tersebut meliputi segi pengetahuan, akhlak dan bermacam-macam keterampilan.
C. Sekolah sebagai Lingkungan Pendidikan
Di sekolah berkumpul anak-anak dengan umur yang hampir sama, dengan taraf pengetahuan yang kurang lebih sederajat dan secara sekaligus menerima pelajaran yang sama.
1. Perbedaan antara Rumah dengan Sekolah
Ada perbedaan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab maupun kebebasan pergaulan.
2. Pengaruh Rumah Terhadap Sekolah
Suassan rumah termasuk faktor yang lebih penting lagi dalam kaitannya dengan pendidikan anak. Buruk baiknya suasan rumah tangga sebagian besar bergantung kepada hubungan antar ibu dan bapak. Kerukunan antara ibu dan bapak besar pengaruhnya terhadap anak. Kerap kali kemunduran anak di sekolah disebabkan oleh keadaan dalam rumah tangga. Perceraian orang tua, kematian ibu atau bapak dapat mempengaruhi belajar anak di sekolah. Sebab itu guru memandang anak tidak sebagai murid semata-mata, tetapi juga sebagai anak dalam suatu rumah tangga.
3. Apa yang Dapat Diharapkan Keluarga dan Masyarakat Beragama dari Sekolah
Pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat khususnya masyarakat islam, dalam bidang pengajarannya yang tidak dapat secara sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat isalm, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga
pendidikan islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pelajaran agama islam, melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhannya bernapaskan islam. Hal itu hanya mungkin bisa terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam pandangan keagamaan.
Kegiatan unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kepribadian anak didik. Prof. Dr. Ahmad Sjalabi dalam bukunya sejarah pendidikan islam, menjelaskan antara lain : [1]
“Sejarah pendidikan islam amat erat pertalinnya dengan masjid. Karena itu apabila kita membicarakan masjid adalah berarti bahwa kita membicarakan suatu lembaga yang dipandang sebagai tempat yang asasi untuk menyiarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Lingkaran-lingkaran pelajaran telah diadakan di masjid semenjak didirikan dan keadaan ini berjalan terus sepanjang tahun dengan tidak putus-putusnya di seluruh negri islam.
4. Membina Hubungan antara Rumah dan Sekolah
Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama natar kedua lingkungan itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Orang tua harus mengenal anaknya, sekolah dan guru. Keadaan anak biasanya diketahui orang tua dari :
a) Daftar Nilai
b) Surat Peringatan
c) Kunjungan Kepada Guru
d) Pertemanan Guru-guru dengan Orang Tua Murid
e) Memahami Murid-murid
D. Alat Pendidikan
Untuk Mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalh media pendidikan, Audio Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasaran pendidikan dan seebagainya.
Depinisi-depinisi yang pernah dikemukakan tentang alat pendidikan adalah sebagai berikut :
Roestiyah Nk. Dkk : “media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.”
Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely : “media adalah sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau peristiwa yang dapat membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengatahuan, keterampilan atau sikap.”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi alat tersebut adalah :
1) Pentingnya alat itu untuk pencapaian tujuan atau kesesuaian alat itu dengan tujuan pengajaran.
2) Media itu harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
3) Harus diperhatikan keadaan dan kondisi sekolah.
4) Hendaknya diperhatikan soal waktu yang tersedia untuk mempersiapkan alat dan penggunaannya di kelas.
5) Harga atau biaya alat itu hendaknya sesuai dengan efektivitas alat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengemukakan kesimpulan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Setiap individu harus selektif dalam memilih lingkungan pendidikan untuk dirinya sendiri atau keluarga dan orang-orang terdekat.
2. kita harus tahu ada beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah yang dapat mempengaruhi proses tahap pembelajaran
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyeleksi alat pendidikan dalam rangka kepentingan pendidikan.
B. Saran-saran
Setiap individu hendaknya menyadari bahwa lingkungan pendidikan adalah salah satu unsur pokok yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi perkembangan anak didik. Dan dalam media pendidikan, agar lebih selektif pula dalam memilih alat pendidikan sebagai sarana prasarana dalam menunujang proses tahap pendidikan.
Daftar Pustaka
- Vernon S. Gerlach and Donald P. Ely, A Systimatic Approach to Instruction, di Indonesiakan oleh Mudhoffir, hal.6.
- Highet Gilbert, Seni Mendidik, Pembangunan, 1957, hal. 21.
- Daradjat Zakariah, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1994 hal. 63
[1] Prof. Dr. Ahmad Sjalabi, sejarah pendidikan islam, alih bahasa Prof. Dr. Muchtar Jahja dan Drs. M. Sanusi Latief, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1987, hal. 93-94/106.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan perkara yang sangat penting dan sangat diperlukan, maka naskah pembentukan ilmu pendidikan menaruh perhatian padanya. Sedangkan Rasulullah sendiri melaksanakan sendiri dan sebagaiman ia juga mengajarkan kepada para sahabat. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam agama dari anak kecil sampai kepada orang tua menginginkan ilmu pendidikan yang cukup untuk bekal hidup mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya denagan penuh rasa tanggungjawab. Karena pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai itu semua ada beberapa unsur yang harus diperhatikan salah satunya adalah lingkugnan pendidikan. Akan tetapi, ada kalanya dalam lingkungan pendidikan terjadi gesekan-gesekan, baik dari luar maupun dari dalam. Dalam keadaan seperti in, islam berpesan agar bersabar, sanggup menahan diri dan menasehati dengan obat penawar yang dapat menyembuhkan sebab-sebab timbulnya masalah.
Dengan dasar masalah di atas, penulis memilih judul makalah “LINGKUNGAN PENDIDIKAN”. Judul ini bertujuan untuk menerangkan, bahwasanya setiap individu harus lebih selektif dalam memilih lingkungan pendidikan sebagai salah satu faktor penunjang dalam mencari ilmu pendidikan yang baik dan benar.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini di fokusakn pada rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja lingkungan pendidikan di luar sekolah ?
2. Apa perbedaan rumah dengan sekolah ?
3. Apa yang dapat diharapkan keluarga dan masyarakat agama dari sekolah ?
4. Bagaimana memilih alat atau media pendidikan untuk kepentingan pendidikan ?
C. Metode pembahasan
Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode ilmiah, dengan berpedoman pada pengumpulan data, melalui prosedur library reseach atau penelitian kepustakaan. Penulis berusaha mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penyusunan makalah ini dari buku-buku, kitab-kitab, atau majalah-majalah yang ada hubungannya dengan makalah ini.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis sajikan dalam bentuk tiga bagian, yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi. Bagian isi atau bagian pembahasan, terdiri atas empat bab, termasuk pendahuluan. Bagian akhir terdiri atas kesimpulan dan saran-saran. Tiap-tiap bab dibagi atas bebrapa sub bab dengan perincian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perunusan
masalah, metode penelitian dan sisitematika penulisan.
BAB II : Pengertian lingkungan, beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah,
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan, alat pendidikan.
BAB III : Pada bab akhir ini penulis akan membuat beberapa kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Lingkungan Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat faktor-faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.
Dalam membentuk pribadi yang kemudian dapat dikembangkan ke dalam suasana kelas, peranan pengaruh guru amat besar. Untuk itu, guru umumnya menggunakan alat-alat pendidikan. Di sini guru membentuk suatu lingkungan yang bersuasana tenang menggairahkan sehingga memungkinkan keterbukaan hati anak untuk menerima pengaruh pendidikan.
Pengaruh negatif khususnya karena adanya masa transisi dan pergesaran nilai-nilai yang mempengaruhi, baik orang orang tua dan guru sebagai akibat dari kemajuan–kemajuan tersebut. Keberhasilan orang tua dan guru dalam menyampaikan nilai-nilai itu akan terwujud pada tingkah laku remaja yang sadar dan bertanggung jawab yang terjadi karena adanya pegangan berdasarkan nilai-nilai yang ditanamkan kepada meraka. Usaha penanaman nilai kepada anak ini kaitannya dengan wibawa yang dimiliki orang tua maupun guru. Tanpa wibawa, agaknya usaha ini akan menjadi sia-sia.
B. Beberapa Lingkungan Pendidikan di Luar Sekolah
Di luar lingkungan sekolah terdapat lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Di bawah ini akan di bicarakan
secara singkat lingkungan keluarga dan beberapa lingkungan pendiudikan lainnya yang tedapat di dalam masyarakat.
1.Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya khas. Dalam lingkungan ini terletak dsar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti seluruh anggota keluarga. Di sini diletakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan atau kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
2. Asrama
Jenis dan bentuk asrama itu bermacam-macam sesuai kepentingan dan tujuan dari pengadaannya sebagai suatu bentuk lingkungan pendidikan, Misalnya :
a) Asrama santunan yatim sebagai tempat untuk menampung anak-anak yang salah satu atau kedua orang tuanya meninggal.
b) Asrama tampumgan di mana anak-anak dididik oleh orang tua angkat, karena orang tuanya sendiri tidak mampu atau karena orang tuanya menitipkan pendidikan dan pemeliharaan anak kepadanya.
c) Asrama untuk anak-anak nakal atau mempunyai kelainan fisik atau mental, sehingga membutuhkan pendidikan fisik atau mental.
d) Arama didirikan untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak memungkinkan dapat dilakukan dalam pendidikan rumah maupun sekolah.
e) Asrama yang dibutuhkan untuk menunjang ketercapaian tujuan pendidikan suatu jabatan, yang tanpa itu tidak dihasilkan suatu pejabat-pejabat yang dapat memikul tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang bersangkutan.
3. Perkumpulan Remaja
Pada umumnya anak-anak di atas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan hasrat dan kegiatan yang meluap-luap dalam diri mereka. Menjelang umur tiga belasan anak berada dalam pase puber, yang mulai menampakan perubahan-perubahan dalam bentuk fisiknya dan menunjukan tanda-tanda keresahan atau kegelisahan dalam kehidupan mental atau batinnya. Ia mulai meningkat remaja dan merasakan adanya kebutuhannya untuk menjadi seorang manusia dewasa, yang dapat berdiri sendiri, menemukan sendiri nilai-nilai dan membentuk cita-cita sendiri berrsama-sama dengan remaja lainnya.
4. Lingkungan Kerja
Peralihan dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah ke lingkungan kerja memakan waktu yang lama. Lingkungan kerja merupakan suatu ligkungan baru yang menuntut berbagai penyesuaian. Dalam lingkungan itu mereka berggaul dengan orang-orang dewasa lain yang berbeda dari yang mereka pernah alami. Kini mereka bergaul dengan orang-orang dewasa asing dan berpengalaman dalam lapangannya.
Kehidupan modern dewasa ini menuntut lebih banyak ketahanan fisik maupun mental. Di atas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Itulah sebabnya maka masa pendidikan untuk mereka lebih lama dan lebih berbobot di bandingkan dengan zaman sebelumnya. Tuntunan mutu pendidikan yang lebih berbobot tersebut meliputi segi pengetahuan, akhlak dan bermacam-macam keterampilan.
C. Sekolah sebagai Lingkungan Pendidikan
Di sekolah berkumpul anak-anak dengan umur yang hampir sama, dengan taraf pengetahuan yang kurang lebih sederajat dan secara sekaligus menerima pelajaran yang sama.
1. Perbedaan antara Rumah dengan Sekolah
Ada perbedaan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab maupun kebebasan pergaulan.
2. Pengaruh Rumah Terhadap Sekolah
Suassan rumah termasuk faktor yang lebih penting lagi dalam kaitannya dengan pendidikan anak. Buruk baiknya suasan rumah tangga sebagian besar bergantung kepada hubungan antar ibu dan bapak. Kerukunan antara ibu dan bapak besar pengaruhnya terhadap anak. Kerap kali kemunduran anak di sekolah disebabkan oleh keadaan dalam rumah tangga. Perceraian orang tua, kematian ibu atau bapak dapat mempengaruhi belajar anak di sekolah. Sebab itu guru memandang anak tidak sebagai murid semata-mata, tetapi juga sebagai anak dalam suatu rumah tangga.
3. Apa yang Dapat Diharapkan Keluarga dan Masyarakat Beragama dari Sekolah
Pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat khususnya masyarakat islam, dalam bidang pengajarannya yang tidak dapat secara sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat isalm, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga
pendidikan islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pelajaran agama islam, melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhannya bernapaskan islam. Hal itu hanya mungkin bisa terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam pandangan keagamaan.
Kegiatan unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kepribadian anak didik. Prof. Dr. Ahmad Sjalabi dalam bukunya sejarah pendidikan islam, menjelaskan antara lain : [1]
“Sejarah pendidikan islam amat erat pertalinnya dengan masjid. Karena itu apabila kita membicarakan masjid adalah berarti bahwa kita membicarakan suatu lembaga yang dipandang sebagai tempat yang asasi untuk menyiarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Lingkaran-lingkaran pelajaran telah diadakan di masjid semenjak didirikan dan keadaan ini berjalan terus sepanjang tahun dengan tidak putus-putusnya di seluruh negri islam.
4. Membina Hubungan antara Rumah dan Sekolah
Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama natar kedua lingkungan itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Orang tua harus mengenal anaknya, sekolah dan guru. Keadaan anak biasanya diketahui orang tua dari :
a) Daftar Nilai
b) Surat Peringatan
c) Kunjungan Kepada Guru
d) Pertemanan Guru-guru dengan Orang Tua Murid
e) Memahami Murid-murid
D. Alat Pendidikan
Untuk Mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalh media pendidikan, Audio Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasaran pendidikan dan seebagainya.
Depinisi-depinisi yang pernah dikemukakan tentang alat pendidikan adalah sebagai berikut :
Roestiyah Nk. Dkk : “media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.”
Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely : “media adalah sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau peristiwa yang dapat membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengatahuan, keterampilan atau sikap.”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi alat tersebut adalah :
1) Pentingnya alat itu untuk pencapaian tujuan atau kesesuaian alat itu dengan tujuan pengajaran.
2) Media itu harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
3) Harus diperhatikan keadaan dan kondisi sekolah.
4) Hendaknya diperhatikan soal waktu yang tersedia untuk mempersiapkan alat dan penggunaannya di kelas.
5) Harga atau biaya alat itu hendaknya sesuai dengan efektivitas alat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengemukakan kesimpulan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Setiap individu harus selektif dalam memilih lingkungan pendidikan untuk dirinya sendiri atau keluarga dan orang-orang terdekat.
2. kita harus tahu ada beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah yang dapat mempengaruhi proses tahap pembelajaran
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyeleksi alat pendidikan dalam rangka kepentingan pendidikan.
B. Saran-saran
Setiap individu hendaknya menyadari bahwa lingkungan pendidikan adalah salah satu unsur pokok yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi perkembangan anak didik. Dan dalam media pendidikan, agar lebih selektif pula dalam memilih alat pendidikan sebagai sarana prasarana dalam menunujang proses tahap pendidikan.
Daftar Pustaka
- Vernon S. Gerlach and Donald P. Ely, A Systimatic Approach to Instruction, di Indonesiakan oleh Mudhoffir, hal.6.
- Highet Gilbert, Seni Mendidik, Pembangunan, 1957, hal. 21.
- Daradjat Zakariah, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1994 hal. 63
[1] Prof. Dr. Ahmad Sjalabi, sejarah pendidikan islam, alih bahasa Prof. Dr. Muchtar Jahja dan Drs. M. Sanusi Latief, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1987, hal. 93-94/106.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan perkara yang sangat penting dan sangat diperlukan, maka naskah pembentukan ilmu pendidikan menaruh perhatian padanya. Sedangkan Rasulullah sendiri melaksanakan sendiri dan sebagaiman ia juga mengajarkan kepada para sahabat. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam agama dari anak kecil sampai kepada orang tua menginginkan ilmu pendidikan yang cukup untuk bekal hidup mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya denagan penuh rasa tanggungjawab. Karena pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai itu semua ada beberapa unsur yang harus diperhatikan salah satunya adalah lingkugnan pendidikan. Akan tetapi, ada kalanya dalam lingkungan pendidikan terjadi gesekan-gesekan, baik dari luar maupun dari dalam. Dalam keadaan seperti in, islam berpesan agar bersabar, sanggup menahan diri dan menasehati dengan obat penawar yang dapat menyembuhkan sebab-sebab timbulnya masalah.
Dengan dasar masalah di atas, penulis memilih judul makalah “LINGKUNGAN PENDIDIKAN”. Judul ini bertujuan untuk menerangkan, bahwasanya setiap individu harus lebih selektif dalam memilih lingkungan pendidikan sebagai salah satu faktor penunjang dalam mencari ilmu pendidikan yang baik dan benar.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini di fokusakn pada rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja lingkungan pendidikan di luar sekolah ?
2. Apa perbedaan rumah dengan sekolah ?
3. Apa yang dapat diharapkan keluarga dan masyarakat agama dari sekolah ?
4. Bagaimana memilih alat atau media pendidikan untuk kepentingan pendidikan ?
C. Metode pembahasan
Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode ilmiah, dengan berpedoman pada pengumpulan data, melalui prosedur library reseach atau penelitian kepustakaan. Penulis berusaha mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penyusunan makalah ini dari buku-buku, kitab-kitab, atau majalah-majalah yang ada hubungannya dengan makalah ini.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis sajikan dalam bentuk tiga bagian, yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi. Bagian isi atau bagian pembahasan, terdiri atas empat bab, termasuk pendahuluan. Bagian akhir terdiri atas kesimpulan dan saran-saran. Tiap-tiap bab dibagi atas bebrapa sub bab dengan perincian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perunusan
masalah, metode penelitian dan sisitematika penulisan.
BAB II : Pengertian lingkungan, beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah,
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan, alat pendidikan.
BAB III : Pada bab akhir ini penulis akan membuat beberapa kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Lingkungan Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat faktor-faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.
Dalam membentuk pribadi yang kemudian dapat dikembangkan ke dalam suasana kelas, peranan pengaruh guru amat besar. Untuk itu, guru umumnya menggunakan alat-alat pendidikan. Di sini guru membentuk suatu lingkungan yang bersuasana tenang menggairahkan sehingga memungkinkan keterbukaan hati anak untuk menerima pengaruh pendidikan.
Pengaruh negatif khususnya karena adanya masa transisi dan pergesaran nilai-nilai yang mempengaruhi, baik orang orang tua dan guru sebagai akibat dari kemajuan–kemajuan tersebut. Keberhasilan orang tua dan guru dalam menyampaikan nilai-nilai itu akan terwujud pada tingkah laku remaja yang sadar dan bertanggung jawab yang terjadi karena adanya pegangan berdasarkan nilai-nilai yang ditanamkan kepada meraka. Usaha penanaman nilai kepada anak ini kaitannya dengan wibawa yang dimiliki orang tua maupun guru. Tanpa wibawa, agaknya usaha ini akan menjadi sia-sia.
B. Beberapa Lingkungan Pendidikan di Luar Sekolah
Di luar lingkungan sekolah terdapat lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Di bawah ini akan di bicarakan
secara singkat lingkungan keluarga dan beberapa lingkungan pendiudikan lainnya yang tedapat di dalam masyarakat.
1.Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya khas. Dalam lingkungan ini terletak dsar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti seluruh anggota keluarga. Di sini diletakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan atau kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
2. Asrama
Jenis dan bentuk asrama itu bermacam-macam sesuai kepentingan dan tujuan dari pengadaannya sebagai suatu bentuk lingkungan pendidikan, Misalnya :
a) Asrama santunan yatim sebagai tempat untuk menampung anak-anak yang salah satu atau kedua orang tuanya meninggal.
b) Asrama tampumgan di mana anak-anak dididik oleh orang tua angkat, karena orang tuanya sendiri tidak mampu atau karena orang tuanya menitipkan pendidikan dan pemeliharaan anak kepadanya.
c) Asrama untuk anak-anak nakal atau mempunyai kelainan fisik atau mental, sehingga membutuhkan pendidikan fisik atau mental.
d) Arama didirikan untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak memungkinkan dapat dilakukan dalam pendidikan rumah maupun sekolah.
e) Asrama yang dibutuhkan untuk menunjang ketercapaian tujuan pendidikan suatu jabatan, yang tanpa itu tidak dihasilkan suatu pejabat-pejabat yang dapat memikul tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang bersangkutan.
3. Perkumpulan Remaja
Pada umumnya anak-anak di atas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan hasrat dan kegiatan yang meluap-luap dalam diri mereka. Menjelang umur tiga belasan anak berada dalam pase puber, yang mulai menampakan perubahan-perubahan dalam bentuk fisiknya dan menunjukan tanda-tanda keresahan atau kegelisahan dalam kehidupan mental atau batinnya. Ia mulai meningkat remaja dan merasakan adanya kebutuhannya untuk menjadi seorang manusia dewasa, yang dapat berdiri sendiri, menemukan sendiri nilai-nilai dan membentuk cita-cita sendiri berrsama-sama dengan remaja lainnya.
4. Lingkungan Kerja
Peralihan dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah ke lingkungan kerja memakan waktu yang lama. Lingkungan kerja merupakan suatu ligkungan baru yang menuntut berbagai penyesuaian. Dalam lingkungan itu mereka berggaul dengan orang-orang dewasa lain yang berbeda dari yang mereka pernah alami. Kini mereka bergaul dengan orang-orang dewasa asing dan berpengalaman dalam lapangannya.
Kehidupan modern dewasa ini menuntut lebih banyak ketahanan fisik maupun mental. Di atas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Itulah sebabnya maka masa pendidikan untuk mereka lebih lama dan lebih berbobot di bandingkan dengan zaman sebelumnya. Tuntunan mutu pendidikan yang lebih berbobot tersebut meliputi segi pengetahuan, akhlak dan bermacam-macam keterampilan.
C. Sekolah sebagai Lingkungan Pendidikan
Di sekolah berkumpul anak-anak dengan umur yang hampir sama, dengan taraf pengetahuan yang kurang lebih sederajat dan secara sekaligus menerima pelajaran yang sama.
1. Perbedaan antara Rumah dengan Sekolah
Ada perbedaan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab maupun kebebasan pergaulan.
2. Pengaruh Rumah Terhadap Sekolah
Suassan rumah termasuk faktor yang lebih penting lagi dalam kaitannya dengan pendidikan anak. Buruk baiknya suasan rumah tangga sebagian besar bergantung kepada hubungan antar ibu dan bapak. Kerukunan antara ibu dan bapak besar pengaruhnya terhadap anak. Kerap kali kemunduran anak di sekolah disebabkan oleh keadaan dalam rumah tangga. Perceraian orang tua, kematian ibu atau bapak dapat mempengaruhi belajar anak di sekolah. Sebab itu guru memandang anak tidak sebagai murid semata-mata, tetapi juga sebagai anak dalam suatu rumah tangga.
3. Apa yang Dapat Diharapkan Keluarga dan Masyarakat Beragama dari Sekolah
Pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat khususnya masyarakat islam, dalam bidang pengajarannya yang tidak dapat secara sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat isalm, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga
pendidikan islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pelajaran agama islam, melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhannya bernapaskan islam. Hal itu hanya mungkin bisa terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam pandangan keagamaan.
Kegiatan unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kepribadian anak didik. Prof. Dr. Ahmad Sjalabi dalam bukunya sejarah pendidikan islam, menjelaskan antara lain : [1]
“Sejarah pendidikan islam amat erat pertalinnya dengan masjid. Karena itu apabila kita membicarakan masjid adalah berarti bahwa kita membicarakan suatu lembaga yang dipandang sebagai tempat yang asasi untuk menyiarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Lingkaran-lingkaran pelajaran telah diadakan di masjid semenjak didirikan dan keadaan ini berjalan terus sepanjang tahun dengan tidak putus-putusnya di seluruh negri islam.
4. Membina Hubungan antara Rumah dan Sekolah
Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama natar kedua lingkungan itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Orang tua harus mengenal anaknya, sekolah dan guru. Keadaan anak biasanya diketahui orang tua dari :
a) Daftar Nilai
b) Surat Peringatan
c) Kunjungan Kepada Guru
d) Pertemanan Guru-guru dengan Orang Tua Murid
e) Memahami Murid-murid
D. Alat Pendidikan
Untuk Mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalh media pendidikan, Audio Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasaran pendidikan dan seebagainya.
Depinisi-depinisi yang pernah dikemukakan tentang alat pendidikan adalah sebagai berikut :
Roestiyah Nk. Dkk : “media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.”
Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely : “media adalah sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau peristiwa yang dapat membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengatahuan, keterampilan atau sikap.”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi alat tersebut adalah :
1) Pentingnya alat itu untuk pencapaian tujuan atau kesesuaian alat itu dengan tujuan pengajaran.
2) Media itu harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
3) Harus diperhatikan keadaan dan kondisi sekolah.
4) Hendaknya diperhatikan soal waktu yang tersedia untuk mempersiapkan alat dan penggunaannya di kelas.
5) Harga atau biaya alat itu hendaknya sesuai dengan efektivitas alat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengemukakan kesimpulan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Setiap individu harus selektif dalam memilih lingkungan pendidikan untuk dirinya sendiri atau keluarga dan orang-orang terdekat.
2. kita harus tahu ada beberapa lingkungan pendidikan di luar sekolah yang dapat mempengaruhi proses tahap pembelajaran
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyeleksi alat pendidikan dalam rangka kepentingan pendidikan.
B. Saran-saran
Setiap individu hendaknya menyadari bahwa lingkungan pendidikan adalah salah satu unsur pokok yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi perkembangan anak didik. Dan dalam media pendidikan, agar lebih selektif pula dalam memilih alat pendidikan sebagai sarana prasarana dalam menunujang proses tahap pendidikan.
Daftar Pustaka
- Vernon S. Gerlach and Donald P. Ely, A Systimatic Approach to Instruction, di Indonesiakan oleh Mudhoffir, hal.6.
- Highet Gilbert, Seni Mendidik, Pembangunan, 1957, hal. 21.
- Daradjat Zakariah, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1994 hal. 63
[1] Prof. Dr. Ahmad Sjalabi, sejarah pendidikan islam, alih bahasa Prof. Dr. Muchtar Jahja dan Drs. M. Sanusi Latief, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1987, hal. 93-94/106.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar